Sunday, May 27, 2007

OH UN ...........

Beberapa tahun terakhir ini Ujian Nasional menjadi pusat perhatian orang tua siswa dan sebagian besar masyarakat Indonesia.Ujian Nasional menimbulkan pro dan kontradiksi dari berbagai kalangan.Sebagaimana seorang artis cantik Sophia Latjuba turut berbicara dan turut mendukung orang tua yang protes terhadap kebijakan pemerintah tentang kriteria kelulusan Ujian Nasional.Bahkan wacana di hapuskanya Ujian Nasional sudah mulai banyak di lontarkan.Banyak juga orang tua yang mulai kurang kepercayaanya terhadap lembaga pendidikan,mereka lebih memilih home schooling. Kemudian ada kasus lain,bagaimana seorang Kepala SMK di Ngawi nekad mencuri soal Ujian nasional,serta terbentuknya Komunitas Air Mata Guru di Medan yang mengungkapkan kasus kecurangan-kecurangan pada saat UN.Banyak masalah yang di timbulkan dalam pelaksanaaya.UN juga masih menimbulkan keributan yang membawa berbagai dampak kehebohan dengan terjadinya kecurang
an karena terjadi kebocoran-kebocoran.
Negara yang baik dan perduli terhadap kwalitas pendidikan,
.Marilah kita renungkan secara bersama-sama,adakah sesuatu yang salah dengan system Ujian Nasional pendidikan kita? Ataukah memang kita belum siap mental untuk bersaing dalam hal peningkatan mutu dan kwalitas pendidikan dengan Negara-negara lain,yang mana Indonesia selalu berada di peringkat 100 ke atas di dunia.Bahkan di seputar Asiapun Indonesia tidak mampu
Sebagai warga bersuara.Mungkin kita masih ingat di era tahun 70 an Negara Malaysia banyak mendatangkan guru-guru Indonesia untuk mengajar di Malaysia.Malaysia banyak belajar dari kita,tetapi sekarang justru bangsa kita yang banyak belajar dari Malaysia.Mereka bukan lagi mendatangkan guru- guru dari Indonesia untuk mengajar di sana tetapi mendatangkan mahasiswa-mahasiswa kita untuk belajar di sana. Sebagaimana yang di katakana oleh Pak Teguh Juwarno dalam Republik Mimpi yang tampil bersama Bapak Imam Prasojo bahwa “memang pendidikan kita masih ketinggalan jaman dan buruk kwalitasnya.”

Saran dan harapan saya terhadap terhadap pemerintah adalah :

1. Mengacu pada paradigma Baru Pendidikan Nasional UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 ada perubahan yang mendasar yang di canangkan yaitu Demokratisasi dan Desentralisasi.Tuntutan demokratisasi adalah mengarah pada dua hal yakni Pemberdayaan masyarakat dan Pemberdayaan Pemerintah Daerah (OTDA).
Saya setuju UN tetap dilaksanakan meskipun telah desentralisasi dalam pengelolaan Pendidikan (pasal 50 ayat 1)Pemerintah pusat juga telah menentukan kebijakan Nasional dan standar Nasional Pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan Nasional (pasal 50 ayat 2).Walaupun demikian pemerintah hendaknya mempertimbangkan dan meninjau kembali system kelulusan Ujian.Jangan kelulusan siswa hanya berdasarkan dari ke tiga mata pelajaran saja,karena ke tiga pelajaran tersebut belum bisa mewakili keberhasilan belajar siswa secara apektif,kognitif,dan psikomotorik.Untuk pelajaran lain,praktek dan nilai semester supaya di pertimbangkan juga.Setiap tahun pemerintah hendaknya tidak selalu menaikan standar nilai kelulusan,yang kesanya terlalu dipaksakan,karena ini bisa lebih mendorong terjadinya kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan ujian.Hendaknya kesulitan-kesulitan di daerah juga menjadi bahan pertimbangan-pertimbangan tersendiri.

Saya juga setuju bila Un di hapuskan,Penentuan kelulusan di kembalikan ke daerah masing-masing.Jadi ada 2 ujian.Ujian Nasional hanya berpungsi sebagai alat pemetaan pendidikan di suatu daerah dan ujian daerah sebagai penentu kelulusan siswa.


2.Tentang Kurikulum.

Pemerintah juga perlu mempertimbangkan lebih dalam,bila ada perubahan-perubahan.atau gonta ganti kurikulum.Sehingga ada kesan ganti menteri ganti kurikulum.Walaupun kurikulum berkembang sesuai dengan tuntutan zaman,tentu ada hal-hal lain yang lebih menjadi pertimbangan,sehingga tidak menimbulkan kebingungan
di pihak guru dan siswa.

3. Mudah-mudahan segera terealisasi konsep kesetaraan,keseimbangan,dan keadilan antar pusat dan daerah dalam hal pemberian dana dan sarana prasarana pendidikan Tidak lagi membedakan bantuan untuk Dinas Pendidikan ataupun yang di bawah naungan Depag.
Sarana-dan prasarana belajar di daerah lebih di perhatikan,sehingga tidak ada kecemburuan sosial antara sekolah di kota dan di desa.

4.Kesejahteraan Guru.

Rendahnya kesejahteraan guru juga menjadi salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan.Bagaimana seorang guru mengajar dan mendidik dengan baik bila konsentrasi terbagi dua.Di satu sisi seorang guru ingin mengajar dengan sebaik-baiknya,tetapi di sisi lain juga masih harus memikirkan dapurnya yang harus mengepul sampai akhir bulan,Bagaiman seorang guru harus berjuang dan bertahan memperjuangkan kelangsungan hidupnya.Setelah mengajar harus mencari pekerjaan lain,mengojek,berkebun,bahkan menjadi penjaga karcis di sebuah bioskop pada malam hari.Guru jaman dulu sangat di hargai karena setara dengan para priyayi,yang artinya gaji mereka cukup untuk menghidupi keluarga dalam satu bulan.Saya tertarik dalam perbincangan di Republik Mimpi,bagaimana seorang guru mampu berlari dalam 10 km,bila yang di makan oleh guru berupa indomie.Guru juga bisa bekerja lebih optimal dan professional bila memperoleh gaji yang memadai.Walaupun ada sertifikasi,tetapi belum semua guru bisa menikmatinya,seperti katak yang merindukan bulan.Jangan guru hanya di kejar-kejar target setiap tahunya oleh pemerintah,guru dan Kepala Sekolah juga manusia biasa yang bisa stress oleh tuntutan pemerintah dan orang tua siswa.Saya sangat berharap sekali kepada pemerintah bila selama ini guru selalu bernyanyi dengan lagu PADAMU NEGRI mudah-mudahan suatu saat guru bisa menyanyi lagu SORAK-SORAK BERGEMBIRA.


Teriring salam dan hormat nanda tuk ayah
SUKARMAN B.

No comments: