Sunday, May 27, 2007

GURU DAN PROSES MENGAJAR-BELAJAR ( PMB)

Guru pada saat ini sering menjadi sorotan dari berbagai media massa,berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan,dan keberhasilan suatu sekolah.Ada sebagian masyarakat kita beranggapan keberhasilan suatu pendidikan sangat di tentukan oleh mutu guru itu sendiri.Sementara kita ketahui bersama keberhasilan atau kegagalan pendidikan banyak di pengaruhi oleh beberapa paktor.Kurangnya kesejahteraan guru, juga sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan.

Guru sangat terlibat dengan proses mengajar-belajar.Istilah proses mengajar – belajar ( PMB) lebih tepat daripada proses belajar mengajar ( PBM),alasanya karena dalam proses yang harus aktip duluan adalah guru lalu di ikuti aktivitas siswa (belajar ) bukan sebaliknya.Barlow seorang pakar psikologi pendidikan (1985) dan Good & Brophy (1990) hubungan timbul balik antar guru dan siswa di sebut teaching – learning process dan bukan learning-teaching process.

ARTI GURU DAHULU DAN SEKARANG.

Saat ini banyak berita-berita yang melecehkan posisi guru dan guru nyaris tidak mampu membela diri.Seorang politis Amerika Serikat Hugget ( 1985 ) mengutuk guru kurang professional sedang orang tua menuding guru tidak kompeten dan malas.Kalangan bisnis dan industripun memprotes guru karena hasil didikan mereka dianggap tidak bermanpaat.Tuduhan dan protes ini telah memerosotkan harkat dan martabat para guru.

Guru di hormati seperti seorang priyayi.Waktu itu penghasilan guru memadai bahkan lebih.Secara psikologis,harga diri ( self – esteem ) dan wibawa mereka juga tinggi,sehingga para orang tua pun berterima kasih bila anak-anaknya “di hajar” guru kalau berbuat kurang ajar .Posisi guru pada waktu itu sangat tinggi dan terhormat.

Namun kini para guru telah berubah drastis.Profesi guru adalah profesi yang kering,dalam arti kerja keras para guru membangun sumber daya manusia hanya sekedar untuk mempertahankan kepulan asap dapur mereka saja.Bahkan harkat dan derajat mereka di mata masyarakat merosot,seolah-olah menjadi warga negara second class ( kelas ke dua ).Kemerosotan ini terkesan hanya karena mereka berpenghasilan jauh di bawah rata-rata dari kalangan profesional lainya.

Wibawa guru pun kian jatuh di mata murid,khususnya murid-murid sekolah menengah, di kota-kota pada umumnya cenderung menghormati guru karena ada sesuatu.Mereka ingin mendapatkan nilai tinggi dan naik kelas dengan peringkat tinggi tanpa kerja keras. Sikap dan perilaku masyarakat demikian memang tidak sepenuhnya tanpa alasan yang bersumber dari guru.Ada sebagian guru yang berpenampilan tidak mendidik.Ada yang memberi hukuman badan (corporal punishment) di luar batas norma kependidikan,dan ada juga guru pria yang melakukan pelecehan seksual terhadap murid-murid perempuanya.

Kelemahan lain adalah kerendahan tingkat kompetensi professionalisme mereka.Penguasaan mereka terhadap materi dan metode pengajaran masih berada di bawah standar (Syah 1988).Ada dua hasil penelitian resmi yang menunjukan kekurang mampuan guru,khususnya guru sekolah dasar,hasil penenlitian Badan Litbang Depdikbud RI menyimpulkan bahwa kemampuan membaca siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah.Bahwa 76,95% siswa kelas VI SD tidak dapat menggunakan kamus.Yang mampu menggunakan kamus hanya 5 % secara sistematis dan benar.

Bukti lain kelemahan sebagian guru kita juga ditunjukan oleh hasil penelitian psikologi yang melibatkan responden sebanyak 1975 siswa. SD negri dan swasta di Jakarta. Kesimpulanya bahwa guru di sekolah –sekolah dasar tersebut tidak bisa mengindentifikasi siswa berbakat.(Anonim).Kenyataan seperti ini cepat atau lambat akan menjatuhkan prestise (wibawa prestasi).Kemerosotan prestise professional sering diikuti kemerosotan prestise sosial dan prestise material (Mutropin,1993),artinya para guru kita kini kurang di hargai oleh masyarakat di samping kehidupan materinya yang serba kurang.Akibatnya,tak mengherankan apabila diantara guru yang mengalami kelainan psikis keguruan yang di kenal sebagai teacher burnout berupa stress dan frustasi yang di tandai dengan banyak murung dan gampang marah (Barlow,1985),Tardif,1989).Boleh jadi,karena guru bornout (pemadaman guru) inilah maka sebagian oknum guru kita yang tak kuat iman,berbuat di luar batas norma edukatif dan norma susila seperti diatas.

2. ARTI GURU DI MASA MENDATANG

.Guru diartikan sebagai orang yang pekerjaanya mengajar.Tapi sesederhana itukah arti guru? McLeod, (1989) berasumsi guru adalah seseorang yang pekerjaanya mengajar orang lain. Kata mengajar dapat kita tapsirkan misalnya :

1.Menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersipat kognitip).
2.Melatih ketrampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)
3.Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektip)

Jadi pengertian guru adalah tenaga pendidik yang pekerjaanya utamanya mengajar (UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3).Dalam perspektif psikologi pendidikan,mengajar pada prinsipnya berarti proses perbuatan seseorang (guru) yang membuat orang lain (siswa) belajar,dalam arti mengubah seluruh dimensi perilakunya.

Jadi pada hakekatnya mengajar itu sama dengan mendidik.Karena itu tidaklah heran bila sehari-harinya sebagai pengajar lazim juga di sebut pendidik.

Guru menurut pasal 35 PP 38/1992 diperkenankan bekerja di luar tugasnya untuk memperoleh penghasilan tambahan sepanjang tidak mengganggu tugas utamanya.Kebolehan mengerjakan tugas lainya memberi kesan berkurangnyaderajat profesional keguruan, para guru walaupun tidak mengganggu tugas utama mereka sebagai pengajar,apalagi jika mengingat tidak tegasnya batasan tidak mengganggu tugas utama.Pantaskah seorang guru menjadi seorang calo karcis bioskop pada malam hari atau menjadi pedagagng asongan di stasiun pada hari-hari libur? Persoalan ini tampaknya akan terus berlangsung sampai pemerintah mampu menaikan gaji guru
.
Hal lain adalah sarjana non keguruan boleh menjadi guru asal mempunyai Akta mengajar.Akta ini dikeluarkan oleh LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dan program akta pada fakultas tarbiyah untuk menjadi guru agama.Jadi seorang sarjana tehnik bisa menjadi guru.Konotasinya,semua sarjana non kependidikan boleh mengajar.
Tidak ada keharusan memiliki pengalaman pendidikan dan ijazah sarjana keguruan misalnya dari IKIP dan fakultas tarbiyah .

Kita memang tak perlu berburuk sangka.Namun yang perlu diwaspadai adalah kekurangmampuan mereka mengelola PBM,mengingat di perlukan waktu 5 tahun untk memperoleh SI untuk belajar dan berlatih mengelola PBM.Selain itu kenyataan di lapangan menunjukan bahwa out put LPTK seperti yang diakui oleh Mendikbud RI,belun memuaskan,terbukti dengan tidak sesuainya guru bidang studi dan rendahnya kualitas PBM,juga masih rendahnya kualitas dosen pengelola LPTK itu sendiri.

Idealnya seorang yang memiliki bakat untuk menjadi guru terlebih dahulu menempuh pendidikan formal keguruan selama kurun waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan institusi kependidikan yang akan menjadi tempat kerjanya.Selain itu ragam mata kuliah yang dipelajari juga harus lebih spesipik dan berorientasi pada kompetensi dan profesionalisme keguruan yang memadai.

B. KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU

Menurut tinjauan psikologi,kepribadian berarti sipat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatanya yang membedakan dirinya dari yang lain.McLeod (1989) mengartikan kepribadian (personality) sebagai sipat yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Dalam hal ini kepribadian adalah karakter atau identitas.

Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia.Karena disamping sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga berperan sebagai panutan.Mengenai pentingnya kepribadian guru,seorang psikolog terkemuka Prof.Dr Zakiah Dardjat ( 1982) menegaskan :

Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya,ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat SD) dan mereka yang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menngah) .Secara konstitsional,guru hendaknya berkepribadianh Pancasila dan UUD 45 yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan YME,disamping itu dia harus punya keahlian yang di perlukan sebagai tenaga pengajar.

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru adalah :1.fleksibilitas kognitip 2.keterbukaan psikologis.

1.FLEKSIBILITAS KOGNITIP GURU.

Fleksibilitas kognitif ( keluwesan ranah cipta ) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu.Kebalikanya adalah frgiditas kognitif atau kekakuan ranah cipta yang ditandai dengan kekurang mampuan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.Guru yang fleksibel pada umunya di tandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi.Selain itu ia juga mempunyai resistensi (daya tahan ) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan.Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis.Berpikir kritis adalah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang di pusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu,dan melakukan atau menghindari sesuatu (Heger & Kaye,1990).


2.Keterbukaan Psikologis pribadi guru.

Hal lain yang menjadi paktor menentukan keberhasilan tugas guru adalah keterbukaan psikologs guru itu sendiri.Guru yang terbuka secara psikologi akan di tandai dengan kesediaanya yang relatip tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antar lain siswa,teman sejawat,dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja.Ia mau menerima kritik dengan ikhlas.Disamping itu ia juga memiliki emphati,yakni respon afektip terhadap pengalaman emosionalnya dan perasaan tertentu orang lain .(Reber,1988).Contohnya jika seorang muridnya di ketahui sedang mengalami kemalangan,maka ia turut bersedih dan menunjukan simpati serta berusaha memberi jalan keluar.

Keterbuksaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagai anutan siswa..Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.Keterbukaan psikologis juga di perlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi guru dan siswa yang harmonis,sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.

KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU.

Pengertian kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.Selain kemampuan kompetensi juga berarti keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum.Jadi kompetensi guru adalah merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan kewajiban –kewajibanya secara bertanggung jawab dan layak.
Pengertian guru profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi sebagai sumber kehidupan.

PENUTUP

Guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,dalam arti mengmbangkan ranah cipta,rasa dan karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik.Karakteristik kepribadian guru meliputi : flksibilitas kognitip,dan keterbukaan psikologis.Kita berharap guru mampu berkompetisi dan bekerja secara profesional.Kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesinya,sedangkan profesionalisme berarti kualitas dan perilaku khusus yang menjadi ciri khas guru profesional,.guru juga di harapkan mampu melaksanankan PBM suatu kegiatan yang integral dan resiprokal antara guru dan siswa dalam situasi instruksional.Dalam situasi ini guru mengajar dan siswa belajar.

Guru juga di harapkan mampu mengembangkan kemampuanya,dalam mengajar.Guru di harapkan juga lebih dewasa dalam bersikap dan berpikir,sehingga mempunyai daya kompetensi dan psikilogis yang stabil.Pemerintah juga di harapkan lebih memperhatikan nasib kesejahteraan guru,sehingga guru juga mempunyai motivasi tinggi dalam mengajar.

2 comments:

Agus said...

trimakasih artikelnya bagus, menambah inspirasi saya dalam membuat makalah profesi kependidikan, tapi alangkah lebih baiknya jika diberikan sumber daftar pustaka shg bisa dijadikan referensi bagi pembaca.

penelitian1 said...

wah bagus jg ya artikelnya. visit pleace http://metodepenelitian1.blogspot.com